LEMBAGA – LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
DI INDONESIA DAN MASJID SURAU
Disusun
Oleh Kelompok 3 :
1) SISKA
MULIAWATI (1221110073)
2) YUNILAWATI (1221110087)
Fakultas keguruan dan
Ilmu Pendidikan
Progam Studi Bahasa
Inggris
Universitas
Muhammadiyah Bengkulu
2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam dan Masjid Surau, Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Islam
Disiplin Ilmu.Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam
penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen
kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.
Bengkulu,
7 April
2015
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR
ISI............................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar
Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah.............................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN............................................................................... 3
1.Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia......................................................................................................... 3
2. Surau.......................................................................................................... 12
BAB III PENUTUP............................................................................................. 15
a. Kesimpulan...................................................................................... 15
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................
16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Islam
merupakan komponen terpenting untuk membentuk dan mewarnai corak hidup
masyarakat. Pendidikan Islam sangat penting bagi umat Islam karena dapat
mempelajari ilmu pengetahuan dan yang lainnya. Pendidikan Islam dikenal sejak
zaman Nabi sampai sekarang. Di Indonesia mengenal pendidikan Islam sejak Islam
datang ke Indonesia. Pendidikan ini memakai sistem perorangan dan berlangsung
secara sangat sederhana serta tidak mengenal tingkatan seperti pada pesantren
dan kemudian berkembang dengan sistem kelas seperti pada pendidikan madrasah.
Kalau
kita berbicara tentang pendidikan Islam di Indonesia, sangatlah erat
hubungannya dengan lembaga-lembaga pendidikan karena suatu pendidikan pasti ada
lembaga yang membantu. Lembaga pendidikan Islam adalah wadah atau tempat
berlangsungnya proses pendidikan Islam yang bersamaan dengan proses
pembudayaan, dan itu dimulai dari lingkungan keluarga. Seperti dalam firman
Allah swt dalam QS. At-Tahrim: 6, yaitu: “Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan”.Pada ayat ini diperintahkan untuk memberi
peringatan dan dakwah pada keluarga. Berdasarkan beberapa bentuk lembaga
pendidikan Islam tersebut, tampaknya sangat berperan dalam penyelenggaraaan pendidikan
Islam. Oleh karena itu kami akan membahas lebih mendalam mengenai lembaga
pendidikan Islam dalam makalah kami kali ini yang berjudul “Lembaga - Lembaga
Pendidikan Islam”
1
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun
yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1.
Bagaimana cara berkembangnya Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia ?
2.
Apasaja jenis-jenis lembaga-lembaga pendidikan ?
3.
Bagaimana pendidikan surau
?
.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Lembaga Pendidikan Islam di
Indonesia
Yang
di maksud dengan lembaga pendidikan islam,adalah wadah atau tempat
berlangsungnya proses pendidikan islam yang berlangsung bersamaan dengan proses pembudayaan. proses
tersebut mulai dari lingkungan keluarga. dalam hal ini,aturan dan tata cara
pembentukan keluarga,menjadi bagian pokok
dalam
syari’at islam. kepentingan dan keutamaan keluarga sebagai lembaga pendidikan
islam,di isyaratkan dalam Alqur’an,sebagaimana pula di praktekkan dalam Sunnah
Nabi saw. sejak masuk dan berkembangnya islam di Indonesia,lembaga perkawinan
dan keluarga,baik dalam arti pengislaman maupun pemasukan nilai - nilai dan
norma - norma budaya islam ke dalam lingkungan masyarakat. jauh sebelum
terbentuknya kerajaan islam yang pertama
di Indonesia(samudra pasai) pada abad ke 13 M atau sejak abad pertama Hijriah
yaitu sejak zaman Sriwijaya,sampai Kediri,Dhaha,Jenggaladan Majapahit,sudah
terdapat kelompok - kelompok (komunitas) umat islam,terutama di daerah pantai
yang menjadi pusat pusat perdagangan.
Pendidikan dalam keluarga tersebut di dasari dengan
nilai nilai dan norma norma budaya
islam,sehingga di harapkan nantinya
mampu merealisasikan dalam kehidupan sehari hari. melalui pendidikan dalam
keluarga ini,suatu generasi menghasilkan generasi berikutnya yang
memilikikualitas yang lebih tinggi,yaitu kualitas pribadi dan budayanya dari
generasi ke generasi,keluarga berperan sebagai lembaga pendidikan dan
pengembangan budaya.
3
Peran
pendidikan yang disentral tersebut
karena semakin luas,memerlukan adanya wadah yang menampungnya.wadah umum yang
bisa menmpungnya adalah surau atau masjid
dalam bentuk komunitas yang lebih kecil. karena itulah surau atau masjid
,menjadi lembaga pendidikan islam yang potensial sebagai lembaga pendidikan
dasar,yang memberikan dasar dasar pengetahuan dan kecakapan yang di perlukan
bagi kehidupan sehari sehari sebagai seorang muslim.
Menuntu
ilmu,dalam ajaran islam adalah wajib telah mendorong untuk mendirikan pendidikan lanjutan,dimana anak
anak dapat memperoleh ilmu yang lebih tinggi.Dengan demikian terbentuklah
pesantren,yang kemudian karena pengaruh dan persaingan dengan sisitem
pendidikan Barat yang diperkenalkan oleh
pemerintah Belanda,timbul sistem
persekolahan dan Madrasah, untuk menampung atau menuntut ilmu bagi orang
orang dewasa dan pengembangan budaya masyarakat pada umumnya,timbul pula lembaga pendidikan kemasyarakatan yang
disebut pengajian atau majelis ta’lim.
2.
Jenis-jenis Lembaga
Pendidikan Islam
Berbicara
tentang lembaga pendidikan sebagai wadah berlangsungnya pendidikan, maka
tentunya akan menyangkut masalah lingkungan dimana pendidikan tersebut
dilaksanakan. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas tentang jenis-jenis
lembaga pendidikan Islam harus ditinjaunya dari berbagai aspek, seperti yang akan
dijelaskan sebagai berikut
:
1.
Lembaga Pendidikan Islam Dilihat dari Ajaran Islam sebagai Asasnya
Dalam
ajaran islam, perbuatan manusia disebut dengan amal, yang telah melembaga dalam
jiwa seorang muslim, baik amal yang berhubungan dengan Allah swt maupun amal
yang berhubungan dengan manusia dan alam semesta. Sedangkan Mahmud Syaltut
mengemukakan bahwa ajaran Islam mencakup aspek
4
Aqidah, syariah dan muamalah yang
dapat membimbing manusia menuju kehidupan yang lebih baik. Asas seluruh ajaran dan amal islam
adalah iman. Islam telah menetapkan norma- norma dalam mengajarkan ajaranya.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sidi Ghazalba. Bahwa jenis lembaga pendidikan
Islam yang serba tetap dan tidak boleh berubah dan tidak mungkin berubah adalah :
a.
Rukun iman adalah asas ajaran dan amal islam
b.
Ikrar, keyakinan atau pengucapan dua kalimat syahadat, adalah lembaga
pernyataan
c.
Thaharah, lembaga penyucian
d.
Shalat, lembaga utama diri
e.
Zakat, lembaga pemberian wajib
f.
Puasa, lembaga menahan diri
g.
Haji, lembaga kunjungan ke Baitullah
h.
Ihsan, lembaga membaiki
i.
Ikhlas, lembaga yang menjadikan amal agama
j.
Taqwa, lembaga menjaga hubungan dengan ALLAH SWT
Adapun
lembaga-lembaga yang dapat berubah, karena perubahan norma- norma adalah
sebagai berikut :
a.
Ijtihad, lembaga berpikir
b.
Fiqih, lembaga putusan tentang hukum yang dilakukan dengan metode ijtihad
c.
Akhlak, lembaga nilai- nilai tingkah laku perbuatan
5
d.
Lembaga pergaulan masyarakat (social)
e.
Lembaga ekonomi
f.
Lembaga politik
g.
Lembaga pengetahuan dan tekhnik
h.
Lembaga seni
i.
Lembaga negara
Agama
islam adalah agama yang universal, serba tetap dan tidak terikat oleh ruang dan
waktu, dan merupakan agama yang diridhai Allah Swt.
2.
Lembaga Pendidikan Islam ditinjau dari Aspek Penanggung Jawab
Tanggung
jawab kependidikan merupakan suatu tugas wajib yang harus dilaksanakan, karena
tugas ini satu dari beberapa instrumen masyarakat dan bangsa dalam upaya
pengembangan manusia sebagai khalifah dibumi. Tanggung jawab ini dapat
dilaksanakan secara individu dan kolektif. Secara individu dilaksanakan oleh
orang tua dan kolektif kerja sama seluruh anggota keluarga, masyarakat dan pemerintah. Menurut Al-Qabisy, pemerintah dan
orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan anak baik berupa bimbingan,
pengajaran secara menyeluruh. Konsep tanggung jawab pendidikan yang
dikemukakannya ini berimplikasi secara tidak langsung dalam melahirkan
jenis-jenis lembaga pendidikan sesuai dengan penanggung jawabnya.
a.
Lembaga pendidikan in-formal (keluarga)
Keluarga
sebagai unit terkecil dalam masyarakat adalah persekutuan antar sekelompok
orang yang mempunyai pola-pola kepentingan masing-masing dalam mendidik anak
yang belum ada dilingkungannya.
6
Dalam
islam keluarga dikenal dengan istilah Usrah, dan Nasb. Sejalan dengan
pengertian diatas, keluarga juga dapat diperoleh lewat persusuan dan
pemerdekaan. Pentingnya serta keutamaan keluarga sebagai lembaga pendidikan
Islam disyaratkan dalam Al-Qur’an.
Artinya:
“
Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluarga mu dari api neraka”.
(Tahrim 66:6)
b.
Lembaga pendidikan formal (sekolah/madrasah)
Abu
Ahmad dan Nur Uhbiyato memberi pengertian tentang lembaga pendidikan sekolah,
yaitu bila dalam pendidikan tersebut diadakan di tempat tertentu, teratur,
sistematis, mempunyai perpanjangan dan dalam kurun waktu tertentu, berlangsung
mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi
dan dilaksanakan berdasarkan aturan resmi yang telah ditetapkan. Gazalba
memasukkan lembaga pendidikan formal ini dalam jenis pendidikan sekunder,
sementara pendidiknya adalah guru yang profesional. Lembaga pendidikan Islam di
Indonesia antara lain: raudhatul athfal atau bustanul athfal, madrasah
ibtidaiyah atau sekolah dasar Islam, madrasah tsanawiyah, sekolah menengah
pertama Islam dan berbagai sekolah lainnnya yang setingkat.
c.
Lembaga pendidikan non-formal (masyarakat)
Lembaga
pendidikan non-formal adalah lembaga pendidikan yang teratur namun tidak mengkuti
peraturan-peraturan yang tetap dan kuat. Masyarakat merupakan kumpulan individu
dan kelompok yang terikat oleh kesatuan bangsa, negara, kebudayaan dan agama.
Setiap masyarakat memiliki cita-cita yang diwujudkan melalui
peraturan-peraturan dan sistem kekuasaan tertentu.
7
Islam
tidak membebaskan manusia dari tanggung jawabnya sebagai anggota masyarakat,
dia merupakan bagian yang integral sehingga harus tunduk pada norma-norma yang
berlaku dalam masyarakatnya. Begitu juga dengan tangung jawabnya dalam melaksanakan
tugas-tugas kependidikan.
Berpijak
pada tanggung jawab masyarakat di atas, lahirlah lembaga pendidikan Islam yang
dapat dikelompok dalam jenis ini adalah:
1.
Masjid,
mushalla, langgar, dan surau
2.
Madrasah diniyah yang tidak mengikuti ketetapan resmi
3.
Majlis ta’lim, taman pendidikan al-Quran, taman pendidikan seni al-Quran, wirid
remaja/dewasa
4.
Kursus-kursus keislaman
5.
Badan pembinaan rohani
6.
Badan-badan konsultasi keagamaan
7.
Musabaqah tilawah al-Quran
3.
Lembaga Pendidikan Islam Dilihat dari Aspek Tempat dan Waktu
Pada
mulanya pendidikan Islam oleh Nabi saw secara sembunyi dan disampaikan melalui
individu ke individu. Tetapi setelah pemeluk Islam bertambah banyak diperlukan
lembaga pendidikan supaya pelaksanaan pendidikan lebih efektif dan efektif. untuk lebih sistematisnya uraian,
maka akan membagi bentuk lembaga pendidikan itu berdasarkan babakan sejarah
pendidikan Islam, yaitu:
8
a.
Periode Pembinaan
Lembaga
pendidikan pertama dalam Islam adalah keluarga atau rumah tangga. Dalam
sejarah, bahwa rumah tangga yang dijadikan basis dan markas pendidikan Islam
pertama adalah rumah tangga (dar) Arqam bin Abi Arqam. Rumah sebagai lembaga
sosial pendidikan dalam Islam diisyaratkan Al-Qur'an. Firman Allah swt:
Artinya:
“Ajarilah keluargamu yang terdekat” (Asy-Syu'ara’ ayat 214)
Secara
formal di rumah Arqam inilah Nabi saw mengajarkan pokok-pokok ajaran Islam
kepada para sahabat, dan di sini pula Nabi saw menerima para tamu yang ingin
bertanya tentang ajaran Islam dan orang yang ingin masuk Islam. Hijrah Nabi saw ke Madinah
merupakan pertanda bagi terbukanya lembaga pendidikan baru dalam sejarah
pendidikan Islam, di samping keluarga. Lembaga pendidika baru adalah masjid.
Sudah menjadi tradisi di dalam Islam semenjak Nabi bahwa rumah suci mesjid
menjadi tempat melatih dan memimpin anak-anak muda dengan berbagai kepandaian
dan dengan latihan akhlak yang tinggi. Masjid dalam sejarah pendidikan Islam
tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah, tetapi juga berfungsi sebagai
pusat pendidikan dan kebudayaan. Di masjid dilaksanakan proses pembelajaran,
baik di dalam masjid itu sendiri maupun di samping masjid dalam bentuk Suffah
atau Kuttab. Proses pendidikan di masjid ini pada umumnya dengan menggunakan
sistem balaghah (guru duduk di masjid dan murid-murid duduk mengelilinginya).
Karakteristik
yang menonjol dari pendidikan Islam pada periode ini adalah bahwa pendidikan
itu diberikan dengan cuma-cuma dan merupakan kewajiban bagi setiap anak orang
Islam untuk mendapatkannya serta dapat mendorong anak didik untuk menggunakan
pikiran dan mendorong mereka melakukan penyelidikan Illahiyah.
9
b.
Periode Keemasan
Periode
keemasan dan kejayaan pendidikan Islam terjadi pada masa Dinasti Abasiyah
ataupun masa Dinasti Umayah di Spanyol. Pada periode ini daerah kekuasaan Islam
meluas dari India dan Asia Tengah dan sampai ke Spanyol dan Maroko. Lembaga
pendidikan periode ini selain keluarga, masjid dan kuttab adalah masjid jami’,
istana khalifah, umah-rumah para pangeran, menteri dan ulama, kedai dan toko buku,
salon-salon kesusastraan, ribath, rumah-rumah sakit (al-birraristan),
observaorim, dan tempat-empat eksperimen ilmiah serta dar al hikmah, bait
al-hikmah dar al-ilm, ataupun dar al-kutub.
Adapun
karateristik yang menonjol pada periode ini adalah:
1)
Kesempatan untuk mendapat pendidikan kepada anak setiap orang Islam dengan
cuma-cuma
2)
Sifatnya universal, toleran, berpikiran luas, kreatif, dinamis, rasional,
terdapat keseimbangan antara ilmu dan agama dan sumbernya dari al-Quran dan
al-Hadits.
c.
Periode Penurunan
Periode
dimulai pada permulaan abad ke-11 M sampai abad Ke-15 M. Pada periode ini
perkembangan kebudayaan, peradaban dan sains menurun di Timur Tengah.
Lembaga-lembaga pendidikan Islam umumnya ditekankan fungsinya kepada studi
keagamaan dan tempat pendidikan dan latihan bagi keperluan politik guna
mempertahankan kepercayaan dan politik Islam. Karakteristik yang menonjol
adalah tumbuhnya sekolah-sekolah untuk anak yatim dan anak-anak orang miskin,
yaitu di bawah raja-raja Mamluk di Mesir dan Syiria.
10
d.
Periode Stagnasi dan Kehancuran
Periode
ini terjadi pada abad ke-15 sampai abad ke-19. Keadaan lembaga pendidikan Islam
pada masa ini mundur dan bahkan mengalami kehancuran. Masjid-masjid dan
sekolah-sekolah yang terbesar dalam dunia Islam tampak megah dan indah, namun
muridnya hanya sedikit dan mereka umumnya hanya mempelajari fiqih. Perhatian mereka terhadap ilmu
keduniaan seperti ilmu ekonomi berkurang sekali. Akibatnya bantuan ekonomi dan
kebudayaan bagi pendidikan juga berkurang.
e.
Periode Modern
Pada
permulaan abad ke-19 M dari periode ini umat Islam sudah mulai sadar akan
kelemahan dan kemunduran kebudayaan dan peradabannya bila dibandingkan dengan
dunia barat yang sudah maju. Kemajuan yang didapat oleh dunia Islam dalam
bidang pendidikan sekarang di samping hasil gerakan reformasi yang dilancarkan
oleh pemimpin umat Islam sebelumnya seperti Muhammad Ibn Abd Wabhab yang antara
lain menganjurkan kembali kepada al-Quran, Hadits, masa kehidupan Nabi saw di
masa Khulafaur Rasyidin. Di bawah pengaruh kebudayaan Barat modern sistem
sekolah-sekolah dasar, menengah, sekolah-sekolah kejuruan, sekolah-sekolah
teknik, dan sampai pada sistem universitas yang ada di Arab dan dunia Islam
dipengaruhi ata disesuaikan (adaptasi) menurut pola Barat dan begitu juga
halnya dalam hal penyusunan silabus dan kurikulum. Usaha-usaha umat Islam dalam
memodernisasikan pendidikan kebudayaan Barat modern telah menimbulkan dualisme
lembaga (institusi) pendidikan, yaitu:
a.
Lembaga pendidikan Islam yang hanya berorientasi ke Barat dalam membangun masa
depannya
b.
Lembaga pendidikan yang hanya berorientasi ke masa lampau (zaman klasik)
11
Kedua
bentuk pertentangan yang ada dalam lembaga-lembaga pendidikan Islam ini harus
diatasi, agar masyarakat tidak salah tafsir dalam menilai warisan peninggalan
kebudayaan, adat dan peradaban Islam klasik dan dalam menerima kemajuan yang
didapat dari kebudayaan modern mengingat warisan zaman klasik Islam masa lampau
itu jiwa dan semangat pendidikan dan ilmiahnya masih relevan dengan masa
sekarang.
3.
Surau
a. Pengertian
Surau
Pembahasan tentang surau
sebagai lembaga pendidikan islam di minangkabau, hanya dipaparkan sekitar awal
pertumbuhan surau sampai dengan meredupnya pamor surau. Kondisi ini
dilatarbelakangi dengan lahirnya gerakan pembaharuan di minang kabau yang
ditandai dengan berdirinya madrasah sebagai pendidikan alternatif.
Surau,
istilah melayu-Indonesia “surau”, dan kontraksinya “suro” adalah kata yang luas
penggunaannya di Asia Tenggara. Sejak waktu sangat lama, dalam pengertian sama,
istilah ini banyak digunakan di minangkabau. Secara bahasa “surau” berarti
“tempat” atau “tempat penyembahan”. Menurut pengertian asalnya, surau adalah
bangunan kecil yang didirikan untuk penyembahan arwah nenek moyang. Karena
alasan inilah, surau paling awal biasanya dibangun di puncak bukit atau tempat
lebih tinggi dari lingkungannya. Menurut ketentuan adat, surau berfungsi
sebagai tempat berkumpul para remaja maupun laki-laki dewasa yang belum kawin
atau duda. Karena adat menentukan, laki-laki tak punya kamar dirumah orang tua
mereka, mereka bermalam di surau.
12
Dengan datangnya islam,
surau juga mengalami proses islamisasi tanpa harus mengalami perubahan nama.
Fungsi surau tidak berubah setelah kedatangan islam, hanya saja fungsi
keagamaannya semakin penting yang diperkenalkan pertama kali oleh Syekh
Burhanuddin di Ulakan, pariaman. Metode pendidikan yang digunakan di surau bila
dibandingkan dengan metode pendidikan modern, sesungguhnya metode pendidikan
surau memiliki kelebihan dan kelemahannya. Kelebihannya terletak pada kemampuan
menghafal muatan teotetis keilmuan. Sedangkan kelemahannya terdapat pada
lemahnya kemampuan memahami dan menganalisis teks.
b. Surau sebagai lembaga
pendidikan
Surau merupakan lembaga pendidikan yang pertama
di bentuk dalam lingkungan masyarakat muslim. Pada dasarnya surau mempunyai fungsi yang tidak terlepas dari kehidupan
keluarga. Pendidikan surau sebagai
pendidikan tingkat dasar,biasa disebut juga sebagai pengajian Al-Qur’an. Pendidikan dan pengajaran tingkat lanjutan disebut
pengajian kitab, diselenggarakan di masjid,sebagian daerah surau berfungsi sebagai
pesantren. Dengan demikian surau pada masa lalu(sebelum timbulnya dan berkembangnya madrsah). Diselenggarakan
dua macam tingkatan pendidikan yaitu,pendidikan dasar yang disebut
pengajian alQur’an. Pendidikan ini berada di bawah bimbingan guru mengaji
Al-Qur’an. dan pendidikan tingkat lanjutan yang di sebut,
pengajian kitab.Gurunya di sebut guru kitab. mereka belajar dengan seorang guru dan belum
berkelas seperti sekolah sekolah sekarang.Materi pelajarannya sangat tergantung
kemampuan anak. Namun pada dasarnya anak mulai belajar dari huruf
hijaiyah. Materi lainnya yangdi ajarkan adalah ibadah,yang di
mulai dengan berwudhu dan shalat,melalui praktek dan contoh. Pelajaran itu dimulai dengan metode nadham
dan puji-pujian.
13
Dalam perkembangan selanjutnya system pendidikan dan
pengajaran di surau atau langgar,mengalami perubahan
setelah berkembangnya madrasah.Bagi anak anak madrasah,karena telah balajar
alQur’an tingkat dasar di surau sehingga anak anak tidak perlu lagi
mengikuti pengajian alQur’an.Tapi dengan demikian bukan berarti pengajian di
surau di tutup karena anak anak yang tidak berkesempatan masuk madrasah (misalnya anak yang
belajar di sekolah dasar),masih memerlukannya. Jadi pengajian AlQur’an tersebut masih berlanjut, bahkan mengalami penyempurnaan
dalam cara dan system penyelenggaraannya,yaitu dalam bentuk dan sistem
pesantren diniyah ,sebagaimana yang dikenal sekarang.
14
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan
diatas dapat disimpulkan
bahwa suatu pendidikan tidak akan lepas dari lembaga-lembaga yang menaunginya,
oleh karena itu pendidikan islam
sudah
menunjukan adanya lembaga-lembaga tersebut di antaranya yaitu: masjid dan
surau, pesantren, dan madrasah. Masjid
merupakan salah satu lembaga pendidikan islam pada masa tradisional, hal ini
tercermin dalam kegiatan-kegiatan yang di selenggarakan di surau, salah satunya adalah
pembelajaran yang di selenggarakan di surau adalah pendidikan tingkat dasar
yang biasa di sebut sebagai pengajian al qur’an. Sedangkan masjid merupakan
tempat pendidikan tingkat lanjutan yang di sebut dengan pengajian.
Lembaga
yang selanjutnya adalah madrasah, pada masa dahulu dan sekarang istilah
madrasah itu berbeda. Pada masa dahulu madrasah hampir di samakan dengan
universitas berbeda dengan sekarang yang menyebut madrasah itu dalah fenomena
baru lembaga pendidikan islam. Pada masa sekarang madarasah itu mempunyai
tingkatan-tingkatan yang terorganisir yaitu: madrasah rendah (ibtida’iyah),
madrasah tingkat pertama (tsanawiyah), madrasah atas (aliyah).
Selain
surau dan madrasah ada juga lembaga pendidikan islam majlis ta’lim yaitu merupakan
lembaga pendidikan islam non formal. Majlis ta’lim merupakan taman rohani bagi
umat muslim dan untuk menghidup suburkan dakwah dan ukhuwah islamiyah. Biasanya
dalam majlis ta’lim selalu ada dua komponen yaitu kyai dan jamaah, kyai
merupakan sumber pemberi penjelasan tentang seputar agama, sedangkan jamaah
merupakan sekelompok orang yang menerima penjelasan tentang agama yang
disampaikan oleh seorang kyai.
15
DAFTAR PUSTAKA
Prof Azyumardi Azra M.A
M,phil.ph.D. Pendidikan Islam
Prof.Dr.H. Samsul
Nizar, M.Ag
Hasbullah, 1999,
Sejarah Pendidikan di Indonesia, LSIK, Jakarta.
16

Tidak ada komentar:
Posting Komentar