Kamis, 19 November 2015

LEMBAGA – LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA DAN MASJID SURAU

LEMBAGA – LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA DAN MASJID SURAU




Disusun Oleh Kelompok 3 :
1)    SISKA MULIAWATI            (1221110073)
2)    YUNILAWATI                       (1221110087)

Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan
Progam Studi Bahasa Inggris
Universitas Muhammadiyah Bengkulu
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Lembaga-Lembaga  Pendidikan Islam dan Masjid Surau, Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Islam Disiplin Ilmu.Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.



                                                                                    Bengkulu, 7 April 2015


Penyusun




i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A.    Latar Belakang................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah.............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 3
1.Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia......................................................................................................... 3
2. Surau.......................................................................................................... 12
BAB III PENUTUP............................................................................................. 15
a.       Kesimpulan...................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 16








ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Islam merupakan komponen terpenting untuk membentuk dan mewarnai corak hidup masyarakat. Pendidikan Islam sangat penting bagi umat Islam karena dapat mempelajari ilmu pengetahuan dan yang lainnya. Pendidikan Islam dikenal sejak zaman Nabi sampai sekarang. Di Indonesia mengenal pendidikan Islam sejak Islam datang ke Indonesia. Pendidikan ini memakai sistem perorangan dan berlangsung secara sangat sederhana serta tidak mengenal tingkatan seperti pada pesantren dan kemudian berkembang dengan sistem kelas seperti pada pendidikan madrasah.
Kalau kita berbicara tentang pendidikan Islam di Indonesia, sangatlah erat hubungannya dengan lembaga-lembaga pendidikan karena suatu pendidikan pasti ada lembaga yang membantu. Lembaga pendidikan Islam adalah wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam yang bersamaan dengan proses pembudayaan, dan itu dimulai dari lingkungan keluarga. Seperti dalam firman Allah swt dalam QS. At-Tahrim: 6, yaitu: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.Pada ayat ini diperintahkan untuk memberi peringatan dan dakwah pada keluarga. Berdasarkan beberapa bentuk lembaga pendidikan Islam tersebut, tampaknya sangat berperan dalam penyelenggaraaan pendidikan Islam. Oleh karena itu kami akan membahas lebih mendalam mengenai lembaga pendidikan Islam dalam makalah kami kali ini yang berjudul “Lembaga - Lembaga Pendidikan Islam”

1
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana cara berkembangnya Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia ?
2. Apasaja jenis-jenis lembaga-lembaga pendidikan ?
3. Bagaimana pendidikan surau ?


.











2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia
Yang di maksud dengan lembaga pendidikan islam,adalah wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan islam yang berlangsung bersamaan  dengan proses pembudayaan. proses tersebut mulai dari lingkungan keluarga. dalam hal ini,aturan dan tata cara pembentukan keluarga,menjadi bagian pokok dalam syari’at islam. kepentingan dan keutamaan keluarga sebagai lembaga pendidikan islam,di isyaratkan dalam Alqur’an,sebagaimana pula di praktekkan dalam Sunnah Nabi saw. sejak masuk dan berkembangnya islam di Indonesia,lembaga perkawinan dan keluarga,baik dalam arti pengislaman maupun pemasukan nilai - nilai dan norma - norma budaya islam ke dalam lingkungan masyarakat. jauh sebelum terbentuknya kerajaan islam  yang pertama di Indonesia(samudra pasai) pada abad ke 13 M atau sejak abad pertama Hijriah yaitu sejak zaman Sriwijaya,sampai Kediri,Dhaha,Jenggaladan Majapahit,sudah terdapat kelompok - kelompok (komunitas) umat islam,terutama di daerah pantai yang menjadi pusat pusat perdagangan.
Pendidikan  dalam keluarga tersebut di dasari dengan nilai nilai dan  norma norma budaya islam,sehingga  di harapkan nantinya mampu merealisasikan dalam kehidupan sehari hari. melalui pendidikan dalam keluarga ini,suatu generasi menghasilkan generasi berikutnya yang memilikikualitas yang lebih tinggi,yaitu kualitas pribadi dan budayanya dari generasi ke generasi,keluarga berperan sebagai lembaga pendidikan dan pengembangan budaya.



3
Peran pendidikan  yang disentral tersebut karena semakin luas,memerlukan adanya wadah yang menampungnya.wadah umum yang bisa menmpungnya adalah surau atau masjid  dalam bentuk komunitas yang lebih kecil. karena itulah surau atau masjid ,menjadi lembaga pendidikan islam yang potensial sebagai lembaga pendidikan dasar,yang memberikan dasar dasar pengetahuan dan kecakapan yang di perlukan bagi kehidupan sehari sehari sebagai seorang muslim.
Menuntu ilmu,dalam ajaran islam adalah wajib telah mendorong untuk  mendirikan pendidikan lanjutan,dimana anak anak dapat memperoleh ilmu yang lebih tinggi.Dengan demikian terbentuklah pesantren,yang kemudian karena pengaruh dan persaingan dengan sisitem pendidikan Barat yang diperkenalkan  oleh pemerintah Belanda,timbul sistem  persekolahan dan Madrasah, untuk menampung atau menuntut ilmu bagi orang orang dewasa dan pengembangan budaya masyarakat pada umumnya,timbul pula  lembaga pendidikan kemasyarakatan yang disebut  pengajian atau majelis ta’lim.

2. Jenis-jenis Lembaga Pendidikan Islam
Berbicara tentang lembaga pendidikan sebagai wadah berlangsungnya pendidikan, maka tentunya akan menyangkut masalah lingkungan dimana pendidikan tersebut dilaksanakan. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas tentang jenis-jenis lembaga pendidikan Islam harus ditinjaunya dari berbagai aspek, seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Lembaga Pendidikan Islam Dilihat dari Ajaran Islam sebagai Asasnya
Dalam ajaran islam, perbuatan manusia disebut dengan amal, yang telah melembaga dalam jiwa seorang muslim, baik amal yang berhubungan dengan Allah swt maupun amal yang berhubungan dengan manusia dan alam semesta. Sedangkan Mahmud Syaltut mengemukakan bahwa ajaran Islam mencakup aspek
4
Aqidah, syariah dan muamalah yang dapat membimbing manusia menuju kehidupan yang lebih baik. Asas seluruh ajaran dan amal islam adalah iman. Islam telah menetapkan norma- norma dalam mengajarkan ajaranya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sidi Ghazalba. Bahwa jenis lembaga pendidikan Islam yang serba tetap dan tidak boleh berubah dan tidak mungkin berubah adalah :
a. Rukun iman adalah asas ajaran dan amal islam
b. Ikrar, keyakinan atau pengucapan dua kalimat syahadat, adalah lembaga pernyataan
c. Thaharah, lembaga penyucian
d. Shalat, lembaga utama diri
e. Zakat, lembaga pemberian wajib
f. Puasa, lembaga menahan diri
g. Haji, lembaga kunjungan ke Baitullah
h. Ihsan, lembaga membaiki
i. Ikhlas, lembaga yang menjadikan amal agama
j. Taqwa, lembaga menjaga hubungan dengan ALLAH SWT
            Adapun lembaga-lembaga yang dapat berubah, karena perubahan norma- norma adalah sebagai berikut :
a. Ijtihad, lembaga berpikir
b. Fiqih, lembaga putusan tentang hukum yang dilakukan dengan metode ijtihad
c. Akhlak, lembaga nilai- nilai tingkah laku perbuatan

5
d. Lembaga pergaulan masyarakat (social)
e. Lembaga ekonomi
f. Lembaga politik
g. Lembaga pengetahuan dan tekhnik
h. Lembaga seni
i. Lembaga negara
            Agama islam adalah agama yang universal, serba tetap dan tidak terikat oleh ruang dan waktu, dan merupakan agama yang diridhai Allah Swt.

2. Lembaga Pendidikan Islam ditinjau dari Aspek Penanggung Jawab
            Tanggung jawab kependidikan merupakan suatu tugas wajib yang harus dilaksanakan, karena tugas ini satu dari beberapa instrumen masyarakat dan bangsa dalam upaya pengembangan manusia sebagai khalifah dibumi. Tanggung jawab ini dapat dilaksanakan secara individu dan kolektif. Secara individu dilaksanakan oleh orang tua dan kolektif kerja sama seluruh anggota keluarga, masyarakat dan pemerintah. Menurut Al-Qabisy, pemerintah dan orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan anak baik berupa bimbingan, pengajaran secara menyeluruh. Konsep tanggung jawab pendidikan yang dikemukakannya ini berimplikasi secara tidak langsung dalam melahirkan jenis-jenis lembaga pendidikan sesuai dengan penanggung jawabnya.
a. Lembaga pendidikan in-formal (keluarga)
            Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat adalah persekutuan antar sekelompok orang yang mempunyai pola-pola kepentingan masing-masing dalam mendidik anak yang belum ada dilingkungannya.
6
            Dalam islam keluarga dikenal dengan istilah Usrah, dan Nasb. Sejalan dengan pengertian diatas, keluarga juga dapat diperoleh lewat persusuan dan pemerdekaan. Pentingnya serta keutamaan keluarga sebagai lembaga pendidikan Islam disyaratkan dalam Al-Qur’an.
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluarga mu dari api neraka”. (Tahrim 66:6)

b. Lembaga pendidikan formal (sekolah/madrasah)
            Abu Ahmad dan Nur Uhbiyato memberi pengertian tentang lembaga pendidikan sekolah, yaitu bila dalam pendidikan tersebut diadakan di tempat tertentu, teratur, sistematis, mempunyai perpanjangan dan dalam kurun waktu tertentu, berlangsung mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi dan dilaksanakan berdasarkan aturan resmi yang telah ditetapkan. Gazalba memasukkan lembaga pendidikan formal ini dalam jenis pendidikan sekunder, sementara pendidiknya adalah guru yang profesional. Lembaga pendidikan Islam di Indonesia antara lain: raudhatul athfal atau bustanul athfal, madrasah ibtidaiyah atau sekolah dasar Islam, madrasah tsanawiyah, sekolah menengah pertama Islam dan berbagai sekolah lainnnya yang setingkat.
c. Lembaga pendidikan non-formal (masyarakat)
            Lembaga pendidikan non-formal adalah lembaga pendidikan yang teratur namun tidak mengkuti peraturan-peraturan yang tetap dan kuat. Masyarakat merupakan kumpulan individu dan kelompok yang terikat oleh kesatuan bangsa, negara, kebudayaan dan agama. Setiap masyarakat memiliki cita-cita yang diwujudkan melalui peraturan-peraturan dan sistem kekuasaan tertentu.

7
Islam tidak membebaskan manusia dari tanggung jawabnya sebagai anggota masyarakat, dia merupakan bagian yang integral sehingga harus tunduk pada norma-norma yang berlaku dalam masyarakatnya. Begitu juga dengan tangung jawabnya dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan.
            Berpijak pada tanggung jawab masyarakat di atas, lahirlah lembaga pendidikan Islam yang dapat dikelompok dalam jenis ini adalah:
1. Masjid, mushalla, langgar, dan surau
2. Madrasah diniyah yang tidak mengikuti ketetapan resmi
3. Majlis ta’lim, taman pendidikan al-Quran, taman pendidikan seni al-Quran, wirid remaja/dewasa
4. Kursus-kursus keislaman
5. Badan pembinaan rohani
6. Badan-badan konsultasi keagamaan
7. Musabaqah tilawah al-Quran

3. Lembaga Pendidikan Islam Dilihat dari Aspek Tempat dan Waktu
            Pada mulanya pendidikan Islam oleh Nabi saw secara sembunyi dan disampaikan melalui individu ke individu. Tetapi setelah pemeluk Islam bertambah banyak diperlukan lembaga pendidikan supaya pelaksanaan pendidikan lebih efektif dan efektif. untuk lebih sistematisnya uraian, maka akan membagi bentuk lembaga pendidikan itu berdasarkan babakan sejarah pendidikan Islam, yaitu:

8
a. Periode Pembinaan
            Lembaga pendidikan pertama dalam Islam adalah keluarga atau rumah tangga. Dalam sejarah, bahwa rumah tangga yang dijadikan basis dan markas pendidikan Islam pertama adalah rumah tangga (dar) Arqam bin Abi Arqam. Rumah sebagai lembaga sosial pendidikan dalam Islam diisyaratkan Al-Qur'an. Firman Allah swt:
Artinya: “Ajarilah keluargamu yang terdekat” (Asy-Syu'ara’ ayat 214)

            Secara formal di rumah Arqam inilah Nabi saw mengajarkan pokok-pokok ajaran Islam kepada para sahabat, dan di sini pula Nabi saw menerima para tamu yang ingin bertanya tentang ajaran Islam dan orang yang ingin masuk Islam. Hijrah Nabi saw ke Madinah merupakan pertanda bagi terbukanya lembaga pendidikan baru dalam sejarah pendidikan Islam, di samping keluarga. Lembaga pendidika baru adalah masjid. Sudah menjadi tradisi di dalam Islam semenjak Nabi bahwa rumah suci mesjid menjadi tempat melatih dan memimpin anak-anak muda dengan berbagai kepandaian dan dengan latihan akhlak yang tinggi. Masjid dalam sejarah pendidikan Islam tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah, tetapi juga berfungsi sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan. Di masjid dilaksanakan proses pembelajaran, baik di dalam masjid itu sendiri maupun di samping masjid dalam bentuk Suffah atau Kuttab. Proses pendidikan di masjid ini pada umumnya dengan menggunakan sistem balaghah (guru duduk di masjid dan murid-murid duduk mengelilinginya).
            Karakteristik yang menonjol dari pendidikan Islam pada periode ini adalah bahwa pendidikan itu diberikan dengan cuma-cuma dan merupakan kewajiban bagi setiap anak orang Islam untuk mendapatkannya serta dapat mendorong anak didik untuk menggunakan pikiran dan mendorong mereka melakukan penyelidikan Illahiyah.
9
b. Periode Keemasan
            Periode keemasan dan kejayaan pendidikan Islam terjadi pada masa Dinasti Abasiyah ataupun masa Dinasti Umayah di Spanyol. Pada periode ini daerah kekuasaan Islam meluas dari India dan Asia Tengah dan sampai ke Spanyol dan Maroko. Lembaga pendidikan periode ini selain keluarga, masjid dan kuttab adalah masjid jami’, istana khalifah, umah-rumah para pangeran, menteri dan ulama, kedai dan toko buku, salon-salon kesusastraan, ribath, rumah-rumah sakit (al-birraristan), observaorim, dan tempat-empat eksperimen ilmiah serta dar al hikmah, bait al-hikmah dar al-ilm, ataupun dar al-kutub.
Adapun karateristik yang menonjol pada periode ini adalah:
1) Kesempatan untuk mendapat pendidikan kepada anak setiap orang Islam dengan cuma-cuma
2) Sifatnya universal, toleran, berpikiran luas, kreatif, dinamis, rasional, terdapat keseimbangan antara ilmu dan agama dan sumbernya dari al-Quran dan al-Hadits.

c. Periode Penurunan
            Periode dimulai pada permulaan abad ke-11 M sampai abad Ke-15 M. Pada periode ini perkembangan kebudayaan, peradaban dan sains menurun di Timur Tengah. Lembaga-lembaga pendidikan Islam umumnya ditekankan fungsinya kepada studi keagamaan dan tempat pendidikan dan latihan bagi keperluan politik guna mempertahankan kepercayaan dan politik Islam. Karakteristik yang menonjol adalah tumbuhnya sekolah-sekolah untuk anak yatim dan anak-anak orang miskin, yaitu di bawah raja-raja Mamluk di Mesir dan Syiria.

10
d. Periode Stagnasi dan Kehancuran
            Periode ini terjadi pada abad ke-15 sampai abad ke-19. Keadaan lembaga pendidikan Islam pada masa ini mundur dan bahkan mengalami kehancuran. Masjid-masjid dan sekolah-sekolah yang terbesar dalam dunia Islam tampak megah dan indah, namun muridnya hanya sedikit dan mereka umumnya hanya mempelajari fiqih. Perhatian mereka terhadap ilmu keduniaan seperti ilmu ekonomi berkurang sekali. Akibatnya bantuan ekonomi dan kebudayaan bagi pendidikan juga berkurang.

e. Periode Modern
            Pada permulaan abad ke-19 M dari periode ini umat Islam sudah mulai sadar akan kelemahan dan kemunduran kebudayaan dan peradabannya bila dibandingkan dengan dunia barat yang sudah maju. Kemajuan yang didapat oleh dunia Islam dalam bidang pendidikan sekarang di samping hasil gerakan reformasi yang dilancarkan oleh pemimpin umat Islam sebelumnya seperti Muhammad Ibn Abd Wabhab yang antara lain menganjurkan kembali kepada al-Quran, Hadits, masa kehidupan Nabi saw di masa Khulafaur Rasyidin. Di bawah pengaruh kebudayaan Barat modern sistem sekolah-sekolah dasar, menengah, sekolah-sekolah kejuruan, sekolah-sekolah teknik, dan sampai pada sistem universitas yang ada di Arab dan dunia Islam dipengaruhi ata disesuaikan (adaptasi) menurut pola Barat dan begitu juga halnya dalam hal penyusunan silabus dan kurikulum. Usaha-usaha umat Islam dalam memodernisasikan pendidikan kebudayaan Barat modern telah menimbulkan dualisme lembaga (institusi) pendidikan, yaitu:
a. Lembaga pendidikan Islam yang hanya berorientasi ke Barat dalam membangun masa depannya
b. Lembaga pendidikan yang hanya berorientasi ke masa lampau (zaman klasik)
11
            Kedua bentuk pertentangan yang ada dalam lembaga-lembaga pendidikan Islam ini harus diatasi, agar masyarakat tidak salah tafsir dalam menilai warisan peninggalan kebudayaan, adat dan peradaban Islam klasik dan dalam menerima kemajuan yang didapat dari kebudayaan modern mengingat warisan zaman klasik Islam masa lampau itu jiwa dan semangat pendidikan dan ilmiahnya masih relevan dengan masa sekarang.

3. Surau
  a. Pengertian Surau
Pembahasan tentang surau sebagai lembaga pendidikan islam di minangkabau, hanya dipaparkan sekitar awal pertumbuhan surau sampai dengan meredupnya pamor surau. Kondisi ini dilatarbelakangi dengan lahirnya gerakan pembaharuan di minang kabau yang ditandai dengan berdirinya madrasah sebagai pendidikan alternatif.
            Surau, istilah melayu-Indonesia “surau”, dan kontraksinya “suro” adalah kata yang luas penggunaannya di Asia Tenggara. Sejak waktu sangat lama, dalam pengertian sama, istilah ini banyak digunakan di minangkabau. Secara bahasa “surau” berarti “tempat” atau “tempat penyembahan”. Menurut pengertian asalnya, surau adalah bangunan kecil yang didirikan untuk penyembahan arwah nenek moyang. Karena alasan inilah, surau paling awal biasanya dibangun di puncak bukit atau tempat lebih tinggi dari lingkungannya. Menurut ketentuan adat, surau berfungsi sebagai tempat berkumpul para remaja maupun laki-laki dewasa yang belum kawin atau duda. Karena adat menentukan, laki-laki tak punya kamar dirumah orang tua mereka, mereka bermalam di surau.
           

12
Dengan datangnya islam, surau juga mengalami proses islamisasi tanpa harus mengalami perubahan nama. Fungsi surau tidak berubah setelah kedatangan islam, hanya saja fungsi keagamaannya semakin penting yang diperkenalkan pertama kali oleh Syekh Burhanuddin di Ulakan, pariaman. Metode pendidikan yang digunakan di surau bila dibandingkan dengan metode pendidikan modern, sesungguhnya metode pendidikan surau memiliki kelebihan dan kelemahannya. Kelebihannya terletak pada kemampuan menghafal muatan teotetis keilmuan. Sedangkan kelemahannya terdapat pada lemahnya kemampuan memahami dan menganalisis teks.


 b. Surau sebagai lembaga pendidikan
            Surau merupakan lembaga pendidikan  yang pertama di bentuk dalam lingkungan masyarakat muslim. Pada dasarnya surau mempunyai fungsi yang tidak terlepas dari kehidupan keluarga. Pendidikan surau sebagai pendidikan tingkat dasar,biasa disebut juga sebagai pengajian Al-Qur’an. Pendidikan dan pengajaran tingkat lanjutan disebut pengajian kitab, diselenggarakan di masjid,sebagian daerah surau berfungsi sebagai pesantren. Dengan demikian surau pada masa lalu(sebelum timbulnya dan berkembangnya madrsah). Diselenggarakan dua macam tingkatan pendidikan yaitu,pendidikan dasar yang disebut pengajian alQur’an. Pendidikan ini berada di bawah bimbingan guru mengaji Al-Qur’an. dan pendidikan tingkat lanjutan yang di sebut, pengajian kitab.Gurunya di sebut guru kitab. mereka  belajar dengan seorang guru dan belum berkelas seperti sekolah sekolah sekarang.Materi pelajarannya sangat tergantung kemampuan anak. Namun pada dasarnya anak mulai belajar dari huruf hijaiyah. Materi lainnya yangdi ajarkan adalah ibadah,yang di mulai dengan berwudhu dan shalat,melalui praktek dan contoh. Pelajaran itu dimulai dengan  metode nadham dan puji-pujian.
13
Dalam perkembangan selanjutnya system pendidikan dan pengajaran di  surau atau langgar,mengalami perubahan setelah berkembangnya madrasah.Bagi anak anak madrasah,karena telah balajar alQur’an tingkat dasar di surau  sehingga anak anak tidak perlu lagi mengikuti pengajian alQur’an.Tapi dengan demikian bukan berarti pengajian di surau di tutup karena anak anak yang tidak berkesempatan masuk madrasah (misalnya anak yang belajar di sekolah dasar),masih memerlukannya. Jadi pengajian AlQur’an tersebut masih berlanjut, bahkan mengalami penyempurnaan dalam cara dan system penyelenggaraannya,yaitu dalam bentuk dan sistem pesantren diniyah ,sebagaimana yang dikenal sekarang.













14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
            Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa suatu pendidikan tidak akan lepas dari lembaga-lembaga yang menaunginya, oleh karena itu pendidikan islam sudah menunjukan adanya lembaga-lembaga tersebut di antaranya yaitu: masjid dan surau, pesantren, dan madrasah. Masjid merupakan salah satu lembaga pendidikan islam pada masa tradisional, hal ini tercermin dalam kegiatan-kegiatan yang di selenggarakan di surau, salah satunya adalah pembelajaran yang di selenggarakan di surau adalah pendidikan tingkat dasar yang biasa di sebut sebagai pengajian al qur’an. Sedangkan masjid merupakan tempat pendidikan tingkat lanjutan yang di sebut dengan pengajian.
            Lembaga yang selanjutnya adalah madrasah, pada masa dahulu dan sekarang istilah madrasah itu berbeda. Pada masa dahulu madrasah hampir di samakan dengan universitas berbeda dengan sekarang yang menyebut madrasah itu dalah fenomena baru lembaga pendidikan islam. Pada masa sekarang madarasah itu mempunyai tingkatan-tingkatan yang terorganisir yaitu: madrasah rendah (ibtida’iyah), madrasah tingkat pertama (tsanawiyah), madrasah atas (aliyah).
            Selain surau dan madrasah ada juga lembaga pendidikan islam majlis ta’lim yaitu merupakan lembaga pendidikan islam non formal. Majlis ta’lim merupakan taman rohani bagi umat muslim dan untuk menghidup suburkan dakwah dan ukhuwah islamiyah. Biasanya dalam majlis ta’lim selalu ada dua komponen yaitu kyai dan jamaah, kyai merupakan sumber pemberi penjelasan tentang seputar agama, sedangkan jamaah merupakan sekelompok orang yang menerima penjelasan tentang agama yang disampaikan oleh seorang kyai.

15
DAFTAR PUSTAKA
Prof Azyumardi Azra M.A M,phil.ph.D. Pendidikan Islam
Prof.Dr.H. Samsul Nizar, M.Ag
Hasbullah, 1999, Sejarah Pendidikan di Indonesia, LSIK, Jakarta.












16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar